Konsep Dasar Organisasi
Mendalami Materi Bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.SOS., M.PD., M.I.KOM., C.AC., C.PS., C.STMI
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu
Tantular
Konsep Dasar Organisasi
Organisasi merupakan elemen
fundamental dalam kehidupan sosial manusia. Sejak zaman purba hingga era
digital saat ini, manusia selalu membentuk dan mengembangkan berbagai bentuk
organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana, organisasi dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari sekelompok individu
yang bekerja bersama dengan pola interaksi tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dalam blog ini, kita akan
mengeksplorasi secara mendalam konsep dasar organisasi, mulai dari pengertian,
karakteristik, tujuan, hingga berbagai elemen dan prinsip yang mendasari
eksistensi dan keberfungsian organisasi. Pemahaman yang komprehensif tentang
konsep dasar organisasi tidak hanya penting bagi para akademisi dan praktisi
manajemen, tetapi juga bagi setiap individu yang menjadi bagian dari suatu
organisasi.
Definisi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli telah memberikan
definisi tentang organisasi yang dapat memperkaya pemahaman kita:
- Chester
I. Barnard:
Organisasi adalah sistem kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
- James
D. Mooney:
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama.
- Stephen
P. Robbins:
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
- Max
Weber:
Organisasi adalah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisi
wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan suatu
fungsi tertentu.
- Henri
Fayol:
Organisasi merupakan wadah di mana kegiatan-kegiatan administrasi
dijalankan.
Dari berbagai definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa organisasi memiliki beberapa elemen kunci, yaitu
sekumpulan orang, tujuan bersama, pembagian kerja, struktur, dan sistem
koordinasi.
Evolusi Konsep Organisasi
Konsep organisasi telah mengalami
evolusi yang signifikan sepanjang sejarah:
- Era
Pra-Industri:
Organisasi bersifat sederhana dan informal, seperti keluarga atau
komunitas kecil dengan pembagian tugas berdasarkan gender dan usia.
- Era
Revolusi Industri:
Munculnya organisasi formal yang lebih kompleks, dengan fokus pada
efisiensi dan standardisasi.
- Era
Manajemen Ilmiah (awal abad 20):
Organisasi dipandang sebagai mesin, dengan penekanan pada spesialisasi
kerja, hierarki, dan prosedur formal.
- Era
Hubungan Manusiawi (1930-1950):
Pengakuan terhadap aspek sosial dan psikologis dalam organisasi.
- Era
Sistem (1950-1970):
Organisasi dipandang sebagai sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan.
- Era
Kontemporer (1970-sekarang):
Berkembangnya berbagai perspektif seperti organisasi pembelajaran,
manajemen pengetahuan, dan organisasi virtual.
- Karakteristik Organisasi
1. Tujuan Bersama
Setiap organisasi dibentuk dengan
tujuan tertentu yang menjadi alasan keberadaannya. Tujuan ini bisa berupa
menghasilkan produk atau jasa, memenuhi kebutuhan sosial, atau mencapai misi
tertentu. Tujuan organisasi berfungsi sebagai pemersatu dan pengarah aktivitas
seluruh anggota organisasi.
2. Struktur
Organisasi memiliki struktur formal
yang menggambarkan pola hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan komunikasi
antar anggota. Struktur ini biasanya divisualisasikan dalam bentuk bagan
organisasi yang menunjukkan hierarki dan pembagian unit kerja.
3. Pembagian Kerja
Dalam organisasi terdapat pembagian
tugas dan tanggung jawab berdasarkan keahlian, pengalaman, atau kriteria
lainnya. Pembagian kerja ini memungkinkan spesialisasi yang dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas.
4. Koordinasi
Untuk memastikan bahwa berbagai
aktivitas yang dilakukan oleh anggota organisasi terarah pada pencapaian tujuan
bersama, diperlukan mekanisme koordinasi. Koordinasi dapat dilakukan melalui
supervisi langsung, standardisasi proses kerja, standardisasi output, atau
standardisasi keterampilan.
5. Kontinuitas
Organisasi didesain untuk
beroperasi dalam jangka waktu yang relatif panjang, tidak terbatas pada
penyelesaian satu tugas spesifik. Kontinuitas ini memungkinkan organisasi untuk
beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi perubahan lingkungan.
6. Budaya
Setiap organisasi memiliki budaya
yang unik, yaitu seperangkat nilai, keyakinan, norma, dan asumsi yang dianut
bersama oleh anggota organisasi. Budaya organisasi memengaruhi perilaku anggota
dan cara organisasi beroperasi.
Tujuan dan Fungsi Organisasi
Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan:
- Tujuan
Sosial (Societal Goals):
Kontribusi organisasi terhadap masyarakat luas, seperti menyediakan barang
dan jasa yang dibutuhkan, menciptakan lapangan kerja, atau mengatasi
masalah sosial.
- Tujuan
Output (Output Goals):
Fokus pada jenis dan karakteristik barang atau jasa yang dihasilkan
organisasi.
- Tujuan
Sistem (System Goals):
Berhubungan dengan kondisi dan fungsi internal organisasi, seperti
pertumbuhan, stabilitas, atau efisiensi.
- Tujuan Produk (Product Goals): Terkait dengan karakteristik spesifik dari produk atau jasa yang dihasilkan, seperti kualitas, keunikan, atau inovasi.
Fungsi Organisasi
Organisasi memiliki beberapa fungsi
penting:
- Fungsi
Produksi:
Menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota atau
masyarakat.
- Fungsi
Adaptasi:
Menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan eksternal.
- Fungsi
Integrasi:
Menyatukan berbagai elemen dan aktivitas dalam organisasi.
- Fungsi
Pemeliharaan Pola:
Mempertahankan nilai, norma, dan identitas organisasi.
- Fungsi Pencapaian Tujuan: Mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1. Manusia (People)
Manusia merupakan elemen terpenting
dalam organisasi. Setiap individu membawa keterampilan, pengetahuan, sikap, dan
motivasi yang unik ke dalam organisasi. Kualitas sumber daya manusia sangat
menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.
2. Teknologi
Teknologi mencakup peralatan,
teknik, dan proses yang digunakan organisasi untuk mentransformasikan input
menjadi output. Teknologi dapat berupa perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), atau pengetahuan (knowhow).
3. Struktur
Struktur organisasi menggambarkan
pola hubungan formal antara individu dan kelompok dalam organisasi. Struktur
menetapkan bagaimana tugas dikelompokkan, wewenang didistribusikan, dan
koordinasi dicapai.
4. Tugas dan Aktivitas
Tugas dan aktivitas merupakan
pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas-tugas
ini biasanya dikelompokkan berdasarkan fungsi, produk, wilayah geografis, atau
kriteria lainnya.
5. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah pola
asumsi dasar yang dikembangkan oleh kelompok dalam organisasi untuk mengatasi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya meliputi nilai,
norma, ritual, cerita, simbol, dan artefak lainnya yang membentuk identitas
organisasi.
Tipe-tipe Organisasi
Berdasarkan Tujuan
- Organisasi
Profit:
Organisasi yang bertujuan menghasilkan keuntungan finansial, seperti
perusahaan dagang, manufaktur, atau jasa.
- Organisasi
Nonprofit:
Organisasi yang tidak bertujuan mencari keuntungan finansial, melainkan
untuk mencapai tujuan sosial, pendidikan, keagamaan, atau filantropi,
seperti yayasan, lembaga pendidikan, atau organisasi keagamaan.
Berdasarkan Struktur
- Organisasi
Formal:
Organisasi yang dibentuk secara sadar dan terencana dengan struktur,
kebijakan, dan prosedur yang jelas.
- Organisasi
Informal:
Organisasi yang terbentuk secara spontan berdasarkan interaksi sosial dan
hubungan personal antar anggota.
Berdasarkan Hubungan dengan
Lingkungan
- Organisasi
Mekanistik:
Organisasi yang beroperasi dalam lingkungan yang stabil dengan struktur
yang kaku, formalisasi tinggi, dan sentralisasi kekuasaan.
- Organisasi Organik: Organisasi yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dengan struktur yang fleksibel, formalisasi rendah, dan desentralisasi kekuasaan.
1. Pembagian Kerja (Division of
Labor)
Prinsip ini menekankan pentingnya
membagi pekerjaan menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan spesifik. Pembagian
kerja memungkinkan spesialisasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas.
2. Hierarki Wewenang (Hierarchy of Authority)
Prinsip ini berhubungan dengan
rantai komando yang menunjukkan siapa melapor kepada siapa dalam organisasi.
Hierarki wewenang memastikan koordinasi dan kontrol yang efektif.
3. Kesatuan Perintah (Unity of
Command)
Setiap anggota organisasi hanya
menerima perintah dari satu atasan. Prinsip ini menghindari kebingungan dan
konflik dalam pelaksanaan tugas.
4. Rentang Kendali (Span of
Control)
Prinsip ini berkaitan dengan jumlah
bawahan yang dapat diawasi secara efektif oleh seorang manajer. Rentang kendali
yang optimal tergantung pada kompleksitas tugas, kompetensi bawahan, dan faktor
lainnya.
5. Delegasi Wewenang (Delegation of
Authority)
Prinsip ini menekankan pentingnya
mendelegasikan wewenang kepada bawahan sesuai dengan tanggung jawab mereka.
Delegasi yang efektif memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan
pengembangan kemampuan bawahan.
6. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah proses menyatukan
berbagai aktivitas dari berbagai unit untuk mencapai tujuan organisasi. Koordinasi
dapat dilakukan melalui berbagai mekanisme seperti hierarki, standarisasi, atau
komunikasi langsung.
Struktur Organisasi
Komponen Struktur Organisasi
- Kompleksitas: Tingkat diferensiasi yang
ada dalam organisasi, baik secara horizontal (spesialisasi dan
departementalisasi), vertikal (tingkat hierarki), maupun spasial (lokasi
geografis).
- Formalisasi: Tingkat di mana peraturan,
prosedur, instruksi, dan komunikasi dibakukan atau dikodifikasikan.
- Sentralisasi: Tingkat di mana pengambilan
keputusan terkonsentrasi pada puncak hierarki.
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
- Struktur
Fungsional:
Pengelompokan berdasarkan fungsi seperti produksi, pemasaran, keuangan,
dan sumber daya manusia.
- Struktur
Divisional:
Pengelompokan berdasarkan produk, pasar, atau wilayah geografis.
- Struktur
Matriks:
Kombinasi struktur fungsional dan divisional, di mana karyawan memiliki
dua atasan (fungsional dan proyek).
- Struktur
Tim:
Pengelompokan karyawan dalam tim kerja yang relatif permanen dengan
otonomi yang tinggi.
- Struktur
Jaringan:
Organisasi inti yang mengoordinasikan aktivitas berbagai entitas
independen melalui kontrak dan aliansi.
- Struktur
Virtual:
Organisasi yang terdiri dari individu atau kelompok yang bekerja dari
lokasi yang berbeda dan berkolaborasi melalui teknologi informasi dan
komunikasi.
Tingkatan Budaya Organisasi
Menurut Edgar Schein, budaya
organisasi memiliki tiga tingkatan:
- Artefak: Elemen budaya yang terlihat
dan dapat diamati, seperti arsitektur, pakaian, logo, dan ritual.
- Nilai-nilai: Prinsip, standar, dan
filosofi yang dianut oleh organisasi, seperti tertuang dalam misi, visi,
dan kode etik.
- Asumsi
Dasar:
Keyakinan tidak sadar dan taken-for-granted yang mendasari perilaku
anggota organisasi.
Tipe-tipe Budaya Organisasi
- Budaya
Klan: Menekankan
pada kekeluargaan, partisipasi, dan kerja tim.
- Budaya
Adhokrasi:
Fokus pada inovasi, fleksibilitas, dan pengambilan risiko.
- Budaya
Pasar:
Berorientasi pada hasil, kompetisi, dan pencapaian tujuan.
- Budaya
Hierarki:
Menekankan pada stabilitas, efisiensi, dan kepatuhan terhadap peraturan.
Faktor Pendorong Perubahan
- Faktor
Eksternal:
Perubahan teknologi, regulasi, kompetisi, dan tuntutan pelanggan.
- Faktor
Internal:
Perubahan strategi, struktur, budaya, atau kepemimpinan.
Organisasi merupakan
sistem sosial yang kompleks dan dinamis yang terus berkembang seiring dengan
perubahan lingkungan. Pemahaman yang komprehensif tentang konsep dasar
organisasi sangat penting untuk dapat mengelola dan mengembangkan organisasi
secara efektif.
Dalam era digital yang penuh dengan
perubahan cepat dan disrupsi, organisasi dituntut untuk menjadi lebih adaptif,
fleksibel, dan inovatif. Organisasi yang mampu menggabungkan prinsip-prinsip
dasar dengan pendekatan kontemporer akan memiliki keunggulan kompetitif dalam
menghadapi tantangan masa depan.
Sebagai penutup, perlu ditekankan bahwa tidak ada satu pendekatan yang universal dalam mengelola organisasi. Setiap organisasi memiliki karakteristik unik yang memerlukan pendekatan yang sesuai dengan konteks dan kebutuhannya. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang konsep dasar organisasi harus diikuti dengan kemampuan untuk mengaplikasikannya secara kontekstual dan adaptif.
Daftar Pustaka:
- Barnard,
C. I. (1938). The Functions of the Executive. Harvard University Press.
- Daft,
R. L. (2020). Organization Theory & Design. Cengage Learning.
- Jones,
G. R. (2013). Organizational Theory, Design, and Change. Pearson.
- Laloux,
F. (2014). Reinventing Organizations. Nelson Parker.
- Mintzberg,
H. (1979). The Structuring of Organizations. Prentice-Hall.
- Morgan,
G. (2006). Images of Organization. Sage Publications.
- Robbins,
S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational Behavior. Pearson.
- Schein,
E. H. (2016). Organizational Culture and Leadership. Jossey-Bass.
- Scott,
W. R., & Davis, G. F. (2015). Organizations and Organizing: Rational,
Natural, and Open System Perspectives. Routledge.
- Weber,
M. (1947). The Theory of Social and Economic Organization. Free Press.
Komentar
Posting Komentar