“KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: KEPEMIMPINAN SITUASIONAL”
Halo Semuanya, kali ini saya akan memberikan informasi dan pengetahuan mengenai Strategi Kepemimpinan Dalam Organisasi: Kepemimpinan Situasional, Nah! Pengen tahu apa aja? Yuk simak penjelasannya dibawah ini yah.
Strategi Kepemimpinan dalam Organisasi
Strategi kepemimpinan adalah pendekatan
dan rencana yang diterapkan oleh seorang pemimpin untuk mengarahkan,
memotivasi, dan mengelola anggota organisasi agar tujuan bersama tercapai
secara efektif dan efisien.
Beberapa strategi kepemimpinan yang
umum diterapkan dalam organisasi:
- Kepemimpinan
Transformasional
- Kepemimpinan
Transaksional
- Kepemimpinan
Situasional
- Kepemimpinan
Partisipatif (Demokratis)
- Kepemimpinan
Servant (Pelayan)
- Kepemimpinan
Visioner
Nah, kali ini kita akan sedikit membahas Strategi
Kepemimpinan dalam organisasi yakni Kepemimpinan Situasional.
Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan dalam organisasi memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Salah satu pendekatan yang efektif dalam memimpin organisasi adalah kepemimpinan situasional, yang menekankan fleksibilitas gaya kepemimpinan berdasarkan kebutuhan dan kondisi anggota tim maupun situasi yang dihadapi. Pemimpin menyesuaikan gaya kepemimpinan berdasarkan situasi dan kebutuhan anggota tim. Bisa fleksibel antara otoriter, partisipatif, atau delegatif.
Kepemimpinan situasional dikembangkan oleh
Hersey dan Blanchard, yang mengajarkan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan
yang cocok untuk semua kondisi. Seorang pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya
kepemimpinannya, apakah lebih otoriter, partisipatif, atau delegatif, sesuai
dengan tingkat kesiapan dan kemampuan anggota timnya (Northouse, 2019). Dalam
prakteknya, pemimpin situasional menilai kesiapan pengikut berdasarkan
kemampuan (kompetensi) dan kemauan (motivasi) mereka dalam menyelesaikan tugas
tertentu, lalu menyesuaikan gaya kepemimpinan yang paling efektif untuk
mendorong hasil yang optimal.
Pendekatan ini sangat relevan dalam
lingkungan organisasi yang dinamis dan penuh ketidakpastian. Misalnya, saat
anggota tim baru bergabung dan belum berpengalaman, pemimpin perlu mengadopsi
gaya yang lebih mengarahkan (directive) dan mengawasi secara ketat. Sebaliknya,
bila anggota tim sudah kompeten dan termotivasi tinggi, pemimpin dapat
menggunakan gaya delegatif yang memberikan kebebasan lebih besar untuk mengambil
keputusan. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga
memberdayakan anggota tim, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan dan
produktivitas kerja (Thompson & Glasø, 2018).
Secara keseluruhan, kepemimpinan situasional menawarkan pendekatan pragmatis yang dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks organisasi. Dengan fleksibilitas dan kesadaran akan kebutuhan pengikut, strategi ini membantu pemimpin mengoptimalkan potensi individu dan mencapai tujuan organisasi secara efektif.
Referensi
Northouse, P. G. (2019). Leadership: Theory
and Practice (8th ed.). Sage Publications.
Thompson, G., & Glasø, L. (2018). Situational leadership theory: A test from three perspectives. Leadership & Organization Development Journal, 39(5), 686-701. https://doi.org/10.1108/LODJ-06-2017-0204
Vecchio, R. P., & Boatwright, K. J. (2020). Leadership: Understanding the dynamics of power and influence in organizations (3rd ed.). Routledge.
Komentar
Posting Komentar