Fungsi Karateristik Media Massa Pers

Mendalami Materi Bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC.

Dibuat oleh Wahyudiono

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular

 

Fungsi Karateristik Media Massa Pers

Selamat pagi Teman-teman, pada sesi kali ini kita akan membahas mengenahi Fungsi Karateristik Media Massa Pers.

Langsung kita simak yuk pembahasannya.


Pers mengandung dua arti:

Arti Sempit, Pers hanya merujuk kepada media cetak berkala : surat kabar,tabloid, majalah.

Arti Luas, Pers disebut media massa yang mencakup tiga hal : media cetak berkala, media elektronik auditif radio dan media audio visual televisi dan media dalam jaringan (Online) Internet.


Fungsi Utama Media Massa

  1. Informasi (to inform), Menyampaikan informasi secepatnya kepada masyaraka seluas-luasnya.
  2. Edukasi to(educate), Apapun informasi yang disebarluaskan pers, hendaknya dalam kerangka mendidik (edukasi)
  3. Koreksi (to influence), Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislative, eksekutif dan yudikatif dalam kerangka ini kehadiran pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif agar kekuasaan mereka tidak menjadi korup dan absolut.
  4. Rekreasi (to entertaint), Pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi yang menyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat.
  5. Mediasi (to mediate), Bisa juga disebut sebagai fasilitator atau meditor.

Karateristik Media Pers

Terdapat lima ciri spesifik pers, yaitu:

 1.  Periodesitas, Periodesitas berarti pers harus terbit secara teratur, periodik, misalnya setiap hari seminggu sekali, dua minggu sekali, satu bulan sekali, atau tiga bulan sekali.

2. Publisitas, Publisitas berarti pers ditunjukkan kepada khalayak secara umum yang sangat heterogeny.

3. Aktualitas, Berarti informasi apapun yang disuguhkan media pers harus mengandung unsur kebaruan, merujuk pada peristiwa yang benar-benar baru terjadi atau sedang terjadi. Secara jurnalistik aktualitas mengandung tiga dimensi: kalender, waktu, masalah.

4. Universitas, Sajian pers terdiri atas aneka macam yang mencakup tiga kelompok besar, yakni kelompok berita (news), kelompok opini (views), dan kelompok iklan.

5.  Objektivitas, Merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat klabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya.

TIPOLOGI MEDIA MASSA

Klasifikasi Pers Berdasarkan Kualitasnya

Dalam buku berjudul Hukum Komunikasi Jurnalistik karya Djen Amar, pers diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar. Dalam buku tersebut mengklasifikasikan tipologi dalam pers sebagai berikut.

1. Pers Berkualitas

2. Pers Populer (Populer newspaper)

3. Pers Kuning (Yellow Newspaper)


Pers Berkualitas

Penerbitan pers berkualitas memilih cara penyajian yang etis, moralis, dan intelektual. Pers yang berkualitas benar-benar dikelola secara terkonsep, dan profesional walaupun niat berbisnis tetap ada.

Materi, laporan, ulasan dan tulisan pers berkualitas termasuk berat. Dalam setiap materi-materi yang disampaikan, para jurnalisnya menghindari penulisan berita yang provokatif, dan mengaduk-aduk emosi pembacanya.

Pers jenis ini sangat menghargai dua kelompok, atau banyak kelompok dalam satu wadah besar. Jadi dalam setiap muatan-mutan jurnalistiknya. Pers jenis ini bersikap netral.

Pers jenis ini juga mendasari segala produk jurnalisme harus selaras dengan aturan, norma, etika, dan nilai kebijaksanaan di dalam masyarakat itu sendiri.

Pers Populer

Penerbit pers populer memilih penyajian yang sesuai dengan selera zaman, cepat berubah-ubah, sederhana, tegas-lugas, enak dikandang, dan sifatnya yang kompromistis terhadap tuntutan pasar.

Pers jenis ini menyukai idiom, atau judul yang diambil dari, dan sedang populer digunakan oleh masyarakat banyak. Pers populer sangat menekankan nilai serta kepentingan komersial.

Penerbit pers populer memilih cara penyajian dan pendekatan yang kurang etis, emosional (bombastis), dan kadang-kadang sadistis. Dalam pandangan pers populer, segala sesuatu bisa dilakukan atau bisa diubah demi pemenuhan kebutuhan dan ulasan pers populer umumnya bertema ringan.

Pers populer lebih banyak dimaksudkan untuk memberikan informasi dan rekreasi (hiburan). Sasaran pembaca pers populer adalah kalangan menengah-ke bawah. Baik dilihat dari sisi status sosial, maupun dari sisi kacamata strata intelektual.

Pers Kuning

Disebut sebagai pers kuning, karena penyajian pers ini banyak mengeksploitasi warna. Segala macam warna ditampilkan untuk mengundang perhatian pembacanya.

Penataan judul sering tak beraturan, dan tumpang tindih. Pilihan kata-kata tak diperlukan, karena pers kuning tak menganut pola penulisan judul, dan pemakaian kata yang benar dan baik.

Apapun bisa dicoba, dan dipakai asalkan kata tersebut sedang viral digunakan oleh masyarakat. Jadi kaidah jurnalistik tidak diperlukan.

Pers kuning menggunakan pendekatan jurnalistik SCC, yang merupakan singkatan dari sex, conflict, crime (seks, konflik, dan kejahatan).

Berita bertema seks, konflik, dan kejahatan sering mendominasi pada pers kuning. Dalam pandangan seorang budayawan, pers kuning tidak bisa dipercaya karena opini dan fakta seiring disatukan, dibaurkan, dikaburkan, bahkan diputar balikan.

Oleh karenanya, pers kuning sering ditunjukkan kepada masyarakat untuk pembaca kelas bawah. Jadi pasarnya tidak seluas tipologi dalam pers lainya.

Dengan demikian, jika seseorang wartawan menyusun sebuah berita, memuat gambar, foto, maupun memberi komentar. Maka mudah sekali dibedakan, apakah wartawan tersebut termasuk kelompok pers kuning, pers populer, atau pers berkualitas.


Sekian dulu pembahasan untuk kali ini semoga bermanfaat.

Terima Kasih

Sumber: Materi Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC.

Sumber: www.siswapedia.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunikasi Efektif