KOMUNIKASI ORGANISASI; FONDASI INTERAKSI DALAM DUNIA KERJA
Mendalami Materi Bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.SOS., M.PD., M.I.KOM., C.AC., C.PS., C.STMI
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular
"KOMUNIKASI ORGANISASI; FONDASI INTERAKSI DALAM DUNIA KERJA"
Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merujuk pada proses penciptaan dan pertukaran pesan di antara unit-unit yang saling bergantung dalam sebuah organisasi untuk mengatasi ketidakpastian dan perubahan lingkungan. Beberapa ahli memberikan definisi yang beragam, seperti Gerald M. Goldhaber yang melihat komunikasi organisasi sebagai upaya menciptakan dan menukar pesan dalam jaringan hubungan yang kompleks. R. Wayne Pace dan Don F. Faules menekankan pentingnya penafsiran pesan antar unit komunikasi, sementara Joseph A. DeVito memfokuskan pada pengiriman dan penerimaan pesan dalam kelompok formal maupun informal. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi terjadi dalam sistem terbuka, melibatkan arus informasi, diarahkan oleh tujuan tertentu, serta dipengaruhi oleh sikap dan keterampilan para anggotanya.
Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi
Ruang lingkup komunikasi organisasi mencakup komunikasi internal dan eksternal, formal dan informal. Komunikasi internal meliputi pertukaran informasi antar anggota organisasi, baik melalui komunikasi ke bawah, ke atas, horizontal, maupun diagonal. Sementara itu, komunikasi eksternal menghubungkan organisasi dengan pelanggan, pemasok, pemerintah, masyarakat, dan media. Komunikasi formal mengikuti jalur resmi yang ditentukan struktur organisasi, sedangkan komunikasi informal terjadi melalui interaksi sosial yang lebih bebas dan spontan.
Teori Komunikasi Organisasi
1.
Pendekatan
Klasik
Pendekatan klasik melihat
komunikasi dalam kerangka struktur organisasi yang ketat dan hierarkis. Teori
Birokrasi Max Weber menekankan pentingnya aturan formal dan dokumentasi.
Frederick Taylor melalui Manajemen Ilmiah menyoroti komunikasi satu arah dari
atasan ke bawahan untuk efisiensi. Henri Fayol dalam Teori Administratif
menggarisbawahi prinsip rantai komando dan kesatuan perintah sebagai landasan
komunikasi.
2.
Pendekatan
Humanistik
Pendekatan ini menggeser fokus ke
aspek sosial dan psikologis manusia. Elton Mayo dalam Teori Hubungan Manusiawi
menekankan peran komunikasi informal dan kepuasan kerja. Douglas McGregor
membedakan Teori X dan Y—yang pertama menekankan kontrol ketat, sementara yang
kedua mendukung komunikasi partisipatif. Maslow menyarankan agar komunikasi
mempertimbangkan hierarki kebutuhan manusia.
3.
Pendekatan
Sistem
Dalam pendekatan ini, organisasi
dipandang sebagai sistem terbuka. Katz dan Kahn menekankan pentingnya input,
throughput, output, dan umpan balik. Karl Weick mengembangkan Teori Informasi
Organisasi yang menekankan pengolahan informasi melalui enacting, selecting,
dan retaining. Teori Kontingensi menyatakan bahwa strategi komunikasi harus fleksibel
dan disesuaikan dengan situasi organisasi.
4.
Pendekatan
Kontemporer
Pendekatan ini memperkaya pemahaman
dengan perspektif budaya, jaringan, dan kritis. Edgar Schein menyoroti peran
komunikasi dalam pembentukan budaya organisasi melalui artefak, nilai, dan
simbol. Teori Jaringan menekankan pentingnya pola hubungan dalam jaringan
komunikasi informal. Teori Kritis memandang komunikasi sebagai arena kekuasaan
dan dominasi, dan mendorong pemberdayaan melalui komunikasi yang lebih
demokratis.
Pendekatan Klasik
- Teori
Birokrasi (Max Weber)
- Menekankan
struktur hierarkis, spesialisasi kerja, formalisasi aturan
- Komunikasi
bersifat formal dan mengikuti jalur yang telah ditetapkan
- Dokumentasi
tertulis menjadi penting dalam komunikasi
- Teori
Manajemen Ilmiah (Frederick Taylor)
- Fokus
pada efisiensi dan standardisasi
- Komunikasi
bersifat satu arah, dari atas ke bawah
- Instruksi
dan pengawasan menjadi bentuk komunikasi utama
- Teori
Administratif (Henri Fayol)
- Menekankan
prinsip-prinsip manajemen universal
- Komunikasi
mengalir melalui rantai komando
- Kesatuan
perintah dan arahan menjadi prinsip komunikasi
Pendekatan Humanistik
- Teori
Hubungan Manusiawi (Elton Mayo)
- Mengakui
pentingnya faktor sosial dan psikologis
- Komunikasi
informal menjadi perhatian utama
- Perhatian
pada kepuasan kerja dan motivasi
- Teori
X dan Y (Douglas McGregor)
- Teori
X: komunikasi bersifat direktif, pengawasan ketat
- Teori
Y: komunikasi bersifat partisipatif, mendorong keterlibatan
- Teori
Kebutuhan Maslow
- Komunikasi
harus mempertimbangkan hierarki kebutuhan manusia
- Strategi komunikasi berbeda untuk kebutuhan berbeda.
Pendekatan Sistem
- Teori
Sistem Terbuka (Katz & Kahn)
- Organisasi
sebagai sistem yang berinteraksi dengan lingkungan
- Komunikasi
sebagai proses input-throughput-output
- Penekanan
pada umpan balik dan adaptasi
- Teori
Informasi Organisasi (Karl Weick)
- Organisasi
dibentuk melalui proses komunikasi
- "Enactment,
selection, dan retention" sebagai proses pengolahan informasi
- Pengurangan
ketidakpastian melalui komunikasi
- Teori
Kontingensi (Lawrence & Lorsch)
- Tidak
ada satu cara terbaik dalam komunikasi organisasi
- Strategi
komunikasi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
Pendekatan Kontemporer
- Teori
Budaya Organisasi (Edgar Schein)
- Komunikasi
sebagai pembentuk dan penyebar budaya organisasi
- Artefak,
nilai, dan asumsi dasar dikomunikasikan melalui berbagai saluran
- Cerita,
ritual, dan simbol sebagai mekanisme komunikasi budaya
- Teori
Jaringan (Network Theory)
- Fokus
pada pola hubungan antar anggota organisasi
- Analisis
posisi dan peran dalam jaringan komunikasi
- Kekuatan
jaringan informal dalam organisasi
- Teori
Kritis
- Komunikasi
sebagai sarana kekuasaan dan dominasi
- Kesenjangan
komunikasi mencerminkan struktur kekuasaan
- Pemberdayaan melalui komunikasi yang demokratis.
Fungsi Komunikai dalam Organiasi
Fungsi Informatif
- Penyebaran
Informasi
- Menyampaikan
fakta, data, dan informasi kepada anggota organisasi
- Memastikan
semua anggota memiliki informasi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
- Mengurangi
ketidakpastian dan ambiguitas
- Pengambilan
Keputusan
- Mengumpulkan
informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan
- Mendistribusikan
informasi tentang keputusan yang telah dibuat
- Menjelaskan
alasan di balik keputusan organisasi
Fungsi Regulatif
- Pengendalian
- Memastikan
kepatuhan terhadap aturan dan prosedur
- Mengkomunikasikan
standar kinerja dan harapan
- Memberikan
umpan balik korektif
- Koordinasi
- Menyelaraskan
aktivitas berbagai unit dalam organisasi
- Mencegah
duplikasi usaha dan konflik
- Mempromosikan
kerja sama antar departemen
Fungsi Persuasif
- Motivasi
- Mendorong
anggota organisasi untuk bekerja menuju tujuan
- Memperkuat
nilai-nilai dan komitmen
- Menginspirasi
kinerja yang lebih baik
- Perubahan
Organisasi
- Mengkomunikasikan
kebutuhan untuk perubahan
- Mengurangi
resistensi terhadap perubahan
- Memobilisasi
dukungan untuk inisiatif baru
Fungsi Integratif
- Pembentukan
Identitas
- Mengkomunikasikan
visi, misi, dan nilai-nilai organisasi
- Memperkuat
budaya organisasi
- Menciptakan
rasa kebersamaan dan tujuan bersama
- Sosialisasi
- Mengintegrasikan
anggota baru ke dalam budaya organisasi
- Membangun
hubungan dan jaringan sosial
- Menumbuhkan
rasa memiliki dan loyalitas
Hambatan Individual
- Persepsi
Selektif
- Kecenderungan
untuk menyaring informasi berdasarkan pengalaman dan ekspektasi
- Interpretasi
berbeda terhadap pesan yang sama
- Bias
konfirmasi dalam memproses informasi
- Status
dan Peran
- Kesenjangan
status yang menghambat komunikasi terbuka
- Ekspektasi
peran yang mempengaruhi pola komunikasi
- Ketakutan
berbicara dengan atasan
- Keterbatasan
Kemampuan
- Kurangnya
keterampilan komunikasi
- Keterbatasan
bahasa atau pengetahuan teknis
- Gaya
komunikasi yang tidak efektif
Hambatan Organisasional
- Struktur
Hierarki
- Jalur
komunikasi yang panjang dan kompleks
- Filtrasi
informasi pada setiap tingkat
- Fragmentasi
informasi antar departemen
- Beban
Informasi Berlebih
- Terlalu
banyak informasi yang harus diproses
- Kesulitan
membedakan informasi penting dan tidak penting
- Stres
dan kelelahan akibat overload informasi
- Iklim
Organisasi
- Budaya
yang tidak mendukung komunikasi terbuka
- Kurangnya
kepercayaan antar anggota organisasi
- Kompetisi
internal yang tidak sehat
Hambatan Teknis
- Keterbatasan
Media
- Ketidakcocokan
media dengan jenis pesan
- Gangguan
teknis dalam saluran komunikasi
- Kurangnya
akses ke teknologi komunikasi
- Distorsi
Pesan
- Perubahan
makna saat pesan diteruskan
- Kesalahpahaman
akibat ambiguitas bahasa
- Hilangnya
konteks dalam komunikasi tertulis
- Jarak
Fisik
- Tantangan
komunikasi dalam tim yang tersebar secara geografis
- Perbedaan
zona waktu dalam organisasi global
- Kurangnya ineraksi tatap muka
Strategi Tingkat Manajemen
- Kepemimpinan
Komunikatif
- Mengembangkan
keterampilan komunikasi para pemimpin
- Menerapkan
gaya kepemimpinan yang terbuka dan transparan
- Menjadi
contoh komunikasi efektif
- Kebijakan
Komunikasi
- Mengembangkan
pedoman komunikasi formal
- Menetapkan
protokol untuk berbagai jenis komunikasi
- Memastikan
konsistensi dalam pesan organisasi
- Sistem
Umpan Balik
- Menciptakan
mekanisme untuk komunikasi dua arah
- Mendorong
dan menghargai umpan balik dari bawahan
- Merespons
secara konstruktif terhadap kritik dan saran
Strategi Tingkat Struktural
- Desain
Organisasi yang Mendukung Komunikasi
- Mengurangi
tingkatan hierarki yang tidak perlu
- Menciptakan
struktur matriks atau tim untuk komunikasi lintas fungsi
- Merancang
ruang kerja yang mendorong interaksi
- Teknologi
Komunikasi
- Mengadopsi
platform komunikasi digital yang terintegrasi
- Memastikan
aksesibilitas informasi melalui sistem manajemen pengetahuan
- Memanfaatkan
analitik komunikasi untuk pengambilan keputusan
- Program
Komunikasi Internal
- Mengembangkan
newsletter, intranet, dan saluran komunikasi resmi
- Mengadakan
town hall meetings dan forum dialog
- Mengintegrasikan
komunikasi ke dalam proses kerja sehari-hari
Strategi Tingkat Individual
- Pelatihan
Komunikasi
- Mengembangkan
keterampilan mendengarkan aktif
- Melatih
kemampuan presentasi dan penulisan
- Meningkatkan
kesadaran komunikasi non-verbal
- Membangun
Hubungan Interpersonal
- Mendorong
interaksi informal dan team building
- Mengembangkan
jaringan komunikasi horizontal
- Membangun
kepercayaan melalui komunikasi yang konsisten
- Mengatasi
Hambatan Komunikasi
- Mengembangkan
kesadaran akan bias dan persepsi selektif
- Melatih
keterampilan manajemen konflik
- Meningkatkan
literasi media dan kemampuan digital
·
Effendy,
O. U. (2009). Ilmu komunikasi: Teori dan praktek. Remaja Rosdakarya.
·
Fahmi,
I. (2014). Manajemen komunikasi. Alfabeta.
·
Fajar,
M. (2022). Komunikasi organisasi: Perspektif klasik hingga kontemporer.
Prenadamedia Group.
·
Mulyana,
D. (2005). Ilmu komunikasi: Suatu pengantar. Remaja Rosdakarya.
·
Mulyana,
D. (2010). Komunikasi organisasi: Strategi meningkatkan kinerja organisasi.
Remaja Rosdakarya.
·
Nurudin.
(2007). Komunikasi organisasi. PT RajaGrafindo Persada.
·
Rohim,
A. (2019). Komunikasi dalam organisasi dan bisnis. Pustaka Setia.
·
Sutrisno,
E. (2017). Manajemen sumber daya manusia. Kencana.
·
Tika,
M. P. (2006). Budaya organisasi dan peningkatan kinerja perusahaan. Bumi
Aksara.
·
Wiryanto.
(2014). Pengantar ilmu komunikasi. Grasindo.
Saya setuju dengan Pak Wahyudiono bahwa komunikasi adalah fondasi interaksi. Penjelasannya ringkas dan cukup padat
BalasHapus